2019/08/24

SEJARAH MAYANGKARA MANTUP LAMONGAN


Jika kita melakukan perjalanan dari Mojokerto ke Lamongan atau sebaliknya dari arah Lamongan ke Mojokerto lewat jalur timur, maka kita akan melewati kecamatan Mantup. Di kecamatan ini terdapat icon sejarah mempertahankan perjuangan kemerdekaan, berupa monumen patung kuda yang disebut Mayangkara. Patung kuda ini terletak didalam lapangan, yang juga disebut Lapangan Mayangkara. Berada disamping Kantor Polsek Kecamatan Mantup, persis di pinggir jalan lintas Mojokerto-Lamongan.

Nama Mayangkara dikenal sebagai bagian dari sejarah perjuangan melawan Agresi Militer Belanda di Lamongan, Jawa Timur. Pasukan perlwanan ini disebut Batalyon 503 dipimpin oleh Mayor Djarot Soebyantoro yang bermarkas di Mantup, Lamongan sejak 5 Mei 1946.

Pada sekitar 1948 Belanda masuk ke Lamongan melalui kec. Balongpanggang, kab. Gresik lewat kec.Mantup. Dalam peristiwa inilah Batalyon 503 Mayangkara melakukan perlawanan secara gerilya. Anggota Batalyon 503 juga terdapat perempuan-perempuan pejuang yang ditugskan sebagai penghubung antar pos komando gerilya yang berada di hutan-hutan.

Sejumlah 400 anggota batalyon menyusup ke kota Surabaya yang merupakan markas Belanda. Penyusupan dilakukan dengan tujuan bila terjadi gencatan senjata, maka ada anggota TNI yang menguasai kota Surabaya dengan atribut lengkap dan resmi dari TNI.


Nama Batalyon 503 Mayangkara, diambil dari nama kuda putih pemberian kepala desa Mantup kepada Mayor Djarot Soebyantoro, ketika memindahkan markasnya ke Mantup, Lamongan pada 5 mei 1946.
Kuda putih ini juga akhirnya dijadikan lambang kesatuan batalyon 503. Batalyon Mayangkara dikenang karena keberaniannya melawan tentara belanda. Lambang lencana kuda putih mayangkara ini secara resmi digunakan anggota batalyonnya sejak 7 agust 1949.
Mayangkara! Mayangkara!

No comments:

Post a Comment

PERHITUNGAN LAUNCHING PELUNCURAN KAPAL

 Launching (peluncuran) kapal adalah proses menurunkan kapal dari landasan peluncur ke air yang disebabkan oleh gaya berat kapal pada bidang...